
Pebalap Honda Repsol itu gagal melanjutkan dominasinya setelah finis dua teratas di dua seri pertama tatkala jatuh di MotoGP Amerika Serikat. Alhasil, Marquez melorot ke peringkat empat klasemen sementara dengan 45 poin, berjarak empat poin dari Alex Rins, enam poin dari Rossi, dan sembilan poin dari Andrea Dovizioso di puncak.
Berkaca dari musim-musim sebelumnya, awal yang buruk bukan berarti
Marquez akan gagal. Toh pebalap Spanyol itu sukses merebut lima gelar
juara dunia dari enam musim sejak debut pada 2013.
Di sisi lain, Valentino Rossi sukses naik podium di dua balapan terakhir
usai finis kelima di Qatar. Sekalipun belum mampu mengakhiri puasa
kemenangannya sejak juara di Assen, Belanda 2017 Rossi diyakini Schwantz
punya potensi menjegal Marquez.
"Marquez itu kencang dan telah membuktikan bahwa dia bisa memenangi gelar juara, dia membalap dengan cara yang berbeda dibanding pebalap lainnya. Dia adalah satu-satunya ancaman akan kesuksesannya sendiri," kata Schwantz, peraih titel juara kelas 500cc dengan Suzuki pada 1993 itu.
"Marquez itu kencang dan telah membuktikan bahwa dia bisa memenangi gelar juara, dia membalap dengan cara yang berbeda dibanding pebalap lainnya. Dia adalah satu-satunya ancaman akan kesuksesannya sendiri," kata Schwantz, peraih titel juara kelas 500cc dengan Suzuki pada 1993 itu.
"Dia pasti akan mencetak banyak angka yang penting, ada 19 balapan, jadi
dia akan menjalani musim terpanjangnya di usia 40 tahun, dia sudah
membuktikan bahwa dia masih bisa bersaing."
"Saya pikir Rossi menjadi lebih cerdik setiap tahun yang dia lewati dan punya kecepatan yang tepat untuk mengalahkan Honda dan Marquez karena dia kencang dan konsisten," imbuh Schwantz dalam wawancaranya dengan Marca
"Saya pikir Rossi menjadi lebih cerdik setiap tahun yang dia lewati dan punya kecepatan yang tepat untuk mengalahkan Honda dan Marquez karena dia kencang dan konsisten," imbuh Schwantz dalam wawancaranya dengan Marca