Home »
Berita Bulu tangkis
» PBSI Bidik Satu Gelar di Japan Open, Susy: Bebas dari Mana Saja
PBSI Bidik Satu Gelar di Japan Open, Susy: Bebas dari Mana Saja
Jakarta - PP PBSI tak mematok target muluk-muluk di Japan Open 2019. Mereka hanya membidik satu gelar pada edisi ini.
Setelah berjuang di Indonesia Open dan merebut satu gelar melalui ganda putra, PBSI mengalihkan fokus timnya kepada turnamen lain, Japan Open 2019.
Di turnamen BWF World Tour Super 750 itu, PBSI mengirimkan 17 wakil. Rinciannya, ganda putra lima wakil tunggal putra tiga wakil, tunggal putri dua wakil, ganda putri tiga wakil, dan ganda campuran empat wakil.
Dari jumlah itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, tak memasang target tinggi. Seperti yang sudah-sudah, dia hanya mematok satu gelar dan dari sektor mana pun.
Keyakinan itu juga disinyalir mengacu pada hasil di Indonesia Open 2019 dan ketatnya persaingan bulutangkis menyusul perhitungan poin kualifikasi Olimpiade.
Di Indonesia Open yang berlangsung 16-21 Juli, Indonesia hanya berhasil merebut satu gelar. Itu setelah tercipta all Indonesian final antara Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon melawan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Minions menang 21-19, 21-16.
"Saya tak mau bicara target, soalnya pertandingan banyak sekali. Pokoknya kalau target harus ada yang juara, dari sektornya mana saja silakan. Terpenting satu gelar juara," kata Susy Susanti kepada pewarta, Selasa (23/7/2019).
Peraih medali emas Olimpiade 1992 ini juga tak ingin muluk karena melihat jadwal pertandingan juga padat. Jarak tour Asia kali ini juga padat, setelah Indonesia Open, para pebulutangkis praktis hanya punya waktu tak kurang dari sepekan di setiap jeda pertandingan.
Setelah Indonesia Open yang berakhir 21 Juli, para pemain langsung terbang ke Jepang untuk mengikuti Japan Open, 23-28 Juli, kemudian Thailand Open 30 Juli sampai 4 Agustus.
"Sebetulnya kalau fisik hampir sama. Mereka latihan sudah cukup banyak cuma dari pikirannya memang. Manusia kan terkadang tanpa batas walau capek sekali tapi ketika berpikir itu masih bisa berbalik, bisa saja. Jadi tergantung pola pikirnya," Susy menjelaskan.
"Jangan lihat capeknya, karena lawan kan juga merasakan hal sama. Tinggal kemauan dan ketahanan kita bisa lebih baik atau tidak," ujar dia.
Popular Posts
-
Sachsenring - Cal Crutchlow percaya Jorge Lorenzo mempertimbangkan pensiun dari MotoGP hanya sebatas rumor. Crutchlow juga me...
-
London - Juara tujuh kali Serena Williams bekerja keras untuk melangkah ke semifinal Wimbledon . Sedangkan Simona Halep melakon...
-
London - Serena Williams mendapat hukuman karena merusak salah satu lapangan di Wimbledon . Petenis asal Amerika Serikat itu haru...
-
Jakarta - Derby London Utara akan digelar di Emirates Stadium malam ini. Berikut jadwal duel Arsenal kontra Tottenham Hotspur ter...
-
Jakarta - Kontestan di perempatfinal Piala Afrika 2019 sudah lengkap. Pantai Gading dan Tunisia melaju setelah mengalahkan lawan-la...
-
London - Roger Federer melaju ke perempatfinal Wimbledon 2019 . Petenis Swiss itu menyusul dua rivalnya, Novak Djokovic dan R...
-
Milan - Radja Nainggolan jadi pahlawan kemenangan Inter Milan atas Sampdoria. Nainggolan membobol gawang sesama pemain keturunan Indone...
-
Dortmund - Borussia Dortmund lolos ke babak 16 besar DFB-Pokal 2019/2020. Menyusul kemenangan atas Borussia Moenchengladbach ...
-
Madrid - Joao Felix diberi nomor 7 oleh Atletico Madrid , yang sebelumnya dipakai Antoine Griezmann . Tertekankah rekrutan baru L...
-
Brooklyn - Brooklyn Nets niscaya menjadi salah satu tim yang diperhitungkan di musim depan NBA . Menyusul bergabungnya dua pemain top: ...